Bahasa |

Berkat SADARI, Saya Selamat dari Kanker Payudara (Stadium Lanjut)


Berkat SADARI, Saya Selamat dari Kanker Payudara (Stadium Lanjut)

Perkenalkan, nama saya Ni Wayan Mahendra, anggota Survivor Kanker Payudara (SKP) Dian Yayasan Kanker Payudara Indonesia. Saya ingin membagikan pengalaman saya selamat dari kanker payudara stadium lanjut, berkat melakukan skrining Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Inilah kisah saya.

Sejak bergabung dengan SKP Dian, setiap kali mandi saya terbiasa melakukan melakukan praktik SADARI. Namun kala itu teraba sesuatu yang tidak biasa. Benjolan yang sangat kecil hingga saya sempat ragu. Ragu ... apakah saya paranoid (sebab sudah pernah mengalami hal yang sama di tahun sebelumnya yang akhirnya harus dioperasi karena ganas) ataukah karena penebalan jaringan bagian dalam akibat radiasi yg belum pulih?

Selama 3 (tiga) hari ke depannya, berturut-turut saya lakukan praktik SADARI. Kali ini dengan rabaan yang lebih intens. Saya merasakan "sesuatu" itu nyata adanya! Tak ingin berlama-lama menunggu untuk memperoleh kepastian, meski saya senantiasa melakukan kontrol rutin dan check up all in (USG mammae, mammografi, dan USG abdomen thorax serta rontgen thorax) telah saya lakukan pada bulan Juni 2021 dengan hasil semua clear, saya segera menuju ke unit radiologi salah satu rumah sakit di kota asal saya untuk melakukan screening ulang.

Saat di USG dengan posisi tiduran terlentang, dokter radiologi tidak menemukan sesuatu di payudara saya. Padahal sudah bolak-balik detektor USGnya hilir-mudik di atas titik payudara yang saya curigai. Akhirnya dengan setengah memaksa, saya meminta USG dilakukan dengan posisi duduk (karena saat duduk benjolan kecil itu terasa lebih nyata teraba). Dan ... benar saja, ditemukanlah si monster mini itu dengan diameter yang hanya 0,9 sentimeter. Dengan bentukan luar yang tidak tegas, dokter radiologi mencurigai bahwa massa yang ditemukan ini ganas dan menyarankan saya untuk melakukan biopsi.

Waktu itu hari Jumat, saya membawa hasil USG terbaru tersebut ke dokter bedah onkologi yang dari awal menangani saya. Setelah mempelajari hasil USG tersebut, beliau menuliskan pengantar untuk Fine Needle Aspirasi Biopsi (FNAB).

"Apapun hasilnya, ganas atau jinak, harus dioperasi. Segera mendaftar untuk operasi ya Bu Wayan, mumpung massa tumornya masih sangat kecil, jadi lukanya pun akan minim, dan seandainya ganas, angka harapan hidup Bu Wayan secara medis akan tetap tinggi.", begitu kata dokter onko saya dengan tegas.

Keluar dari ruangan dokter, saya langsung mengurus permohonan rencana tindakan yang akan dilakukan dokter onkologi ke pihak asuransi, dengan melengkapi segala dokumen medisnya, tentunya kecuali FNAB karena FNAB w/ USG guidance baru terjadwal di hari Sabtu. Sabtu sore, sesuai jadwal, saya melakukan FNAB dengan hasil yang keluar dua jam kemudian dan ternyata ... ganas! Hasil FNAB tersebut langsung diteruskan ke pihak asuransi dan sekira sejam kemudian, keluar surat persetujuan dari pihak asuransi bahwa tindakan operasi bisa dilakukan, dengan penjaminan sepenuhnya sesuai plafond benefit rawat inap yang saya miliki.

Selasa swab PCR, Rabu check in dan screening komplit (yang meliputi darah, rontgen thorax, dan lain sebagainya), Kamis siang jam 12 dioperasi, jam 1 masuk ruang recovery, jam 2 sudah bisa main stick drum di atas bed kamar rawat inap. Puji Tuhan, semuanya lancar, saya sadar sepenuhnya dengan rasa sakit yang terbilang sangat minim hingga pada hari saya diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit.

Ternyata sedemikian pentingnya melakukan praktik SADARI, sehingga jika USGpun kadang tak mampu memindai, tapi diri kita dengan jari jemari sendiri, bisa mendeteksi secara alami (dan juga gratis tentunya) bahwa ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi di tubuh ini.

Terima kasih YKPI, hadirmu di Indonesia ini sudah pasti menyelamatkan banyak jiwa dengan mningkatkan jumlah pasien yang terdeteksi di stadium awal, dan otomatis mengurangi jumlah pasien yang terdeteksi di stadium akhir. Dan karenanya meningkatkan angka harapan hidup bagi penderita kanker payudara.

Yuk, meski sudah sehat, tetap lakukan praktik SADARI ya saudara-saudaraku semua, untuk antisipasi. Mari ajak para wanita di lingkungan terdekat kita, utamanya, untuk rutin melakukan praktik SADARI agar lebih banyak lagi para wanita yang terdeteksi di stadium awal. Kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi?

Bersama SKP Dian YKPI mari segera kita wujudkan Indonesia sehat yang bebas dari kanker payudara stadium lanjut.

icon-whatsapp-ykpi