Bahasa |

Jelang SEABCS 2021, YKPI Gelar Konferensi Pers


Jelang SEABCS 2021, YKPI Gelar Konferensi Pers

Kamis, 22/07/2021

Jakarta, YKPI - Sepekan sebelum perhelatan 5th Annual South East Asia Breast Cancer Symposium (SEABCS) 2021 yang dilaksanakan secara virtual pada 31 Juli-1 Agustus 2021, Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) menggelar konferensi pers pada Kamis (22/7).

Ketua YKPI Linda Agum mengatakan, kegiatan yang tahun ini mengambil tema 'Putting Patients at the Heart of Breast Cancer Control' tersebut bertujuan untuk menguatkan kolaborasi antar negara dalam pengendalian kasus kanker payudara.

"Seluruh pemerintah di dunia, terutama Indonesia cenderung fokus pada penanggulangan pandemi Covid-19. Sementara kanker payudara perlu dapat perhatian serius, mengingat angka kejadian kasus baru yang terus meningkat. Ini menjadi perhatian khusus dalam SEABCS 2021 yang akan datang," terang Linda.

Karena itu, selama pelaksanaan SEABCS 2021 nanti, YKPI berharap dukungan dari rekan-rekan media untuk menyuarakan upaya pengendalian kanker payudara di Indonesia.

"Kami ucapkan terima kasih kepada teman media. Juga sponsor lain atas dukungan dan pelaksanaan SEABCS 2021. Semoga pesan yang disampaikan dalam SEABCS 2021 lebih banyak menghasilkan keputusan di negara-negara, dalam membantu pengendalian kanker payudara secara komprehensif," ujar Linda.

64 pembicara dari dalam & luar negeri akan menjadi nara sumber pada SEABCS 2021. Dan hingga hari, lanjut Linda, sudah ada 700 peserta yang mendaftar untuk mengikuti kegiatan lintas negara ini. Adapun pembukaan SEABCS 2021, rencananya akan dibuka oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.

Sementara itu, Policy & Public Affairs Director PT Pfizer Indonesia, Bambang Chriswanto mengapresiasi pelaksanaan SEABCS 2021, sebagai upaya kolaboratif manajemen pengendalian kanker payudara di Asia Tenggara.

Menurut Bambang, berdasarkan data GLOBOCAN 2020, kanker payudara merupakan kasus kanker terbanyak di seluruh dunia dengan angka lebih dari 2 juta kasus.

"SEABCS 2021 diselenggarakan untuk mengurangi kesenjangan informasi serta penyampaian aspirasi. Kami  berharap SEABCS 2021 dapat mengkaji kebijakan akses yang tepat waktu terhadap pasien kanker payudara, dalam rangka mengurangi insiden kanker payudara stadium lanjut," kata Bambang.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Bedah Onkologi Indonesia (Peraboi), dr. Walta Gautama, SpB(K)Onk, yang menyebut kasus baru kanker payudara stadium lanjut di Indonesia masih berkisar di angka 65-70 persen.

Padahal, lanjut dr. Walta, di beberapa negara tetangga kasus kanker payudara stadium lanjut mampu ditekan hingga angka 30 persen.

"Malaysia, misalnya, stadium tiga dan empat itu hanya 30 persen. Singapura bahkan lebih rendah lagi. Coba bayangkan sangat jauh berbeda angkanya. Bahkan dengan Vietnam sekalipun," sambung dr. Walta.

Karena itu, dr. Walta berharap SEABCS 2021 akan memperkaya informasi dan saling berbagi pengalaman dengan negara-negara lain, mengenai pengendalian kanker payudara, termasuk peran pemerintah dalam hal ini.

"Karena, tentu tanpa ada regulasi yang baik, kita dalam 20 tahun akan tetap sama. Di sini lah kami ingin mendapatkan masukan, bagaimana negara lain bisa keluar dari situasi seperti ini," tutup dr. Walta.

icon-whatsapp-ykpi