Bahasa |

Psikolog Klinis Rehabilitasi Medik RS Kanker Dharmais Nelly Hursepuny, M.Psi


Psikolog Klinis Rehabilitasi Medik RS Kanker Dharmais Nelly Hursepuny, M.Psi

1. Tanya: Bagaimana mengendalikan emosi, pikiran dan penglihatan yang mempengaruhi kondisi tubuh ? Dan apakah betul terkena kanker payudara ini penyebabnya stress yang tinggi bertahun-tahun yang lalu, yang akhirnya muncul sekarang ?
  Jawab: Sebaiknya setiap pagi melakukan relaksasi, dengan cara menarik nafas melalui hidung dan menahannya selama 5 detik selanjutnya menghembuskan melalui mulut dan katakan rileks, ulangi 3 kali. Tujuannya adalah agar oksigen secara adekuat masuk kedalam paru-paru dan selanjutnya paru-paru mengeluarkan CO2, sehingga membantu peredaran darah berjalan dengan baik dan oksigen dapat masuk ke area otak. Hal ini akan membantu ibu berpikir lebih jernih, tenang dan dapat mengelola emosi dengan lebih baik. Stres adalah respon tubuh yang sifatnya non spesifik, bisa menjadi gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan atau tuntutan kehidupan. Jadi bila tuntutan beban terlalu berat, maka dapat berpengaruh ke tubuh kita. Tubuh memproduksi hormon stres dan meningkatkan tekanan darah, detak jantung dan kadar gula darah
   
 
2. Tanya: Apakah ada tahapan-tahapan atau langkah-langkah untuk bisa mencapai "I Am" yang bangga dengan diri melewati atau menanggung proses karena kanker?
  Jawab: Tahapannya adalah:
- Mengenal kekuatan diri sendiri, misalnya bila ibu selalu optimis bahwa efek nyeri kanker dapat teratasi, maka ibu bisa menahannya.
- Miliki empati : memiliki sikap peduli dengan perasaan dan penderitaan pasien kanker lainnya dan berusaha membantu mereka mengatasi masalah.
- Belajar mandiri dan bertanggung jawab dengan proses pengobatan.
- Kembangkan rasa percaya diri, bahwa ibu masih dapat beraktifitas dan berkarya buat orang lain.
- Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetap tersenyum dan bergembira meski proses pengobatan masih berjalan.
   
 
3. Tanya: Bagaimanakah bentuk dukungan yang dapat kita berikan agar pasien kanker payudara untuk tetap semangat menjalani hari dengan kegiatan yang bermanfaat?
  Jawab: Bentuk dukungan yang dapat diberikan adalah:
- Dukungan emosional seperti : perhatian, memberi rasa empati, memberikan ekspresi positif kepada pasien.
- Dukungan penghargaan seperti : memberi pujian, motivasi, semangat, rasa peduli kepada pasien selama proses pengobatan.
- Dukungan instrumental seperti : hiburan, rekreasi, finansial, musik, mengantar dan mendampingi waktu kemoterapi, mengingatkan jadwal kemoterapi.
- Dukungan informasi seperti : memberikan informasi terkait dengan apa yang diperlukan pasien, memberi buku bacaan, artikel yang menambah pengetahuan pasien tentang kanker payudara.
- (Tidak semua dukungan dapat diberikan sekaligus, bisa dipilih sesuai kebutuhan pasien yang didampingi).
   
 
4. Tanya: Tetap percaya bahwa umur itu rahasia Tuhan tanpa dipungkiri sering muncul kecemasan apa lagi dikondisi sekarang ini, bingung…..!
  Jawab: Ibu Yanti, kecemasan merupakan ketakutan terhadap apa yang akan terjadi kemudian, biasanya kita sering menjadi takut pada sesuatu yang belum kita ketahui. Covid-19 adalah penyakit baru yang belum diketahui sebelumnya. Jika ibu takut tertular atau takut ke RS untuk berobat, sebaiknya ibu memastikan dulu bahwa pihak dokter sudah menjadwalkan konsul pada tanggal tertentu, kemudian ibu sudah menggunakan APD sesuai dengan protokol kesehatan dan ibu memakai kendaraan pribadi, sehingga aman sampai ke RS. Sejauh dapat dipastikan aman dan nyaman, sepertinya tidak ada yang perlu ditakutkan kalau ibu dapat tertular covid-19
   
 
5. Tanya: Apakah pasien kanker payudara stadium 3 masih bisa disembuhkan? Bentuk dan dukungan apa yang kita berikan buat pasien tersebut, apalagi di masa pandemi Covid 19 ini?
  Jawab: Kanker payudara dengan stadium atau grade tertentu masih dapat bertahan sebagai survivor sekian tahun, misalnya survivor 10 tahun, 20 tahun dan seterusnya, ini semua tergantung dari kepatuhan dalan proses protokol pengobatannya. Setiap pasien ca payudara diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup, tentu saja dengan dukungan dari berbagai pihak.
   
 
6. Tanya: Jika seseorang tidak terbiasa mengungkapkan emosinya seperti sharing dengan orang lain atau menangis, tetapi dia biasa memendam emosinya sendiri, kiat-kiat apa saja yang bisa kita lakukan agar orang tersebut mau terbuka dan mau sharing dengan kita terkait kondisi emosi dia saat ini, sehingga bisa mengurangi tekanan yang dia rasakan saat ini ?
  Jawab: Tips yang dapat dilakukan adalah :
- Cobalah untuk membangun hubungan sampai adanya `trust` (percaya).
- Coba sampaikan bahwa apa yang dialami ibu memang tidak enak, membosankan dan tidak tahu pasti sampai kapan pengobatan ini berakhir ? Ini bentuk empati ibu kepada pasien.
- Jika pasien mulai merespon dengan mengatakan `ya nggak enak`, ini menyakitkan dst. Pasien sudah mulai terbuka.
- Namun apabila diam saja, wajahnya datar dan tidak memeperlihatkan ekspresi emosinya, maka coba ibu bercerita pengalaman ibu atau orang lain setelah terdiagnosis ca payudara dan menjalani pengobatan, bagaimana emosi yang dirasakan selama proses pengobatan, mudah-mudahan pasien tersebut bersedia merespon dan mau mengungkapkan perasaannya kepada ibu
   
 
7. Tanya: Bagaimana mengekspresikan emosi negatif tapi dengan cara yang tepat?
  Jawab: Ada beberapa cara (silahkan dipilih) :
- Bicara dengan seseorang yang dapat dipercaya, yang bersedia mendengarkan keluh kesah pasien.
- Dapat menuangkan melalui tulisan di selembar kertas, lalu setelah itu disobek-sobek, dan dibuang atau kertas tersebut dibakar.
- Mengatur pernafasan sampai nyaman, kemudian dengan pejamkan mata, membayangkan suatu tempat yang indah, kalau bisa di alam terbuka…setelah semakin nyaman dan rileks, coba lepaskan perasaan kesal, jengkel, marah, kecewa…. di tempat itu, lepaskan…lepaskan sampai ibu mengalami keadaan yang nyaman, rileks dan tubuh menjadi lebih ringan.
- Mengkompensasikan emosi negatif dengan aktivitas yang menyenangkan seperti olah raga, meditasi, yoga atau rekreasi ke taman dll.
   
 
8. Tanya: Bagaimana saya bisa mengoptimalkan I Am, I Have dan I Can, sementara sejak saya di mastektomi payudara kiri tahun 2016, tahun 2018 muncul lagi kankernya di payudara kiri tersebut sehingga harus operasi, juga tahun 2020 muncul lagi benjolan di bawah ketiak kiri sehingga harus segera dieksisi lagi?
  Jawab: Caranya adalah:
- Kelola stres ibu dengan latihan pernafasan perut, kemudian coba pejamkan mata kuat-kuat selama 5 detik, kemudian longgarkan dan kembali pada keadaan semula, rasakan otot-otot mata akan rileks dan melentur.
- Optimalkan kekuatan yang ibu miliki,misalnya ibu memiliki sikap optimis yang baik, katakan pada diri sendiri : `saya kuat`, `saya mampu` dan memiliki sikap layak dicintai dan mencintai (I am).
- Perkuat dukungan dari keluarga, komunitas dan YKPI…bilang saya tidak ingin terpuruk dengan kondisi penyakit saya. Selanjutnya ibu dapat membuat sesuatu seperti mengajarkan ibu-ibu lain untuk membuat kembang kertas, atau merajut membuat taplak, kupluk dll. ( I have).
- Perkuat komunikasi dengan pasien lain yang dapat memberi support, berikan kata-kata dukungan buat pasien yang mungkin sedang drop kondisinya, dan lebih buruk keadaannya dari ibu ( I can).
- Saat menyampaikan kata-kata motivasi buat orang lain, sebenarnya hal itu berpengaruh pada kondisi fisik dan psikologis penerima pesan, sehingga penyintas kanker payudara akan mulai belajar bangkit lagi.
- Katakan “saya sehat”, `saya kuat`.
   
 
9. Tanya: Berkaitan dengan pengendalian impuls, bagaimana cara kita belajar untuk mengendalikan keinginan?
  Jawab: Keinginan dan kebutuhan merupakan dua hal yang berbeda. Kebutuhan tidak akan lepas dari kehidupan sehari-hari, misalnya makan makanan bergizi, berpakaian dll. Keinginan lebih cenderung terhadap barang atau jasa yang ingin dipenuhi yang dianggap masih kurang. Namun tidak bersifat mengikat dan tidak memiliki keharusan untuk segera dipenuhi. Jadi kalau belum dibutuhkan atau masih bisa ditunda keinginannya, lebih baik penuhi saja dulu kebutuhan yang terkait dalam proses pengobatan kita, seperti biaya makan, uang transport dll. Ada skala prioritas dalam memenuhi keinginan, seberapa penting barang tersebut harus dimiliki ? Bagaimana kondisi keuangan saya untuk memenuhi keinginan tersebut? Buat rencana yang realistis tapi bisa dicapai.
   
 
10. Tanya: Bagaimana mengusahakan `menjadi tenang` terkait mind kita? Apa saja untuk direfleksikan/dilakukan/diperhatikan?
  Jawab: Untuk pikiran Anda menjadi tenang, maka perlu latihan relaksasi sebagai berikut :
- Duduk dengan posisi yang enak dan nyaman
- Tariklah nafas dalam-dalam melalui hidung, tahan selama 5 detik, kemudian hembuskan perlahan melalui mulut dan katakan (dalam hati) : rileks, tenang, damai…
- Kendurkan beberapa otot di area muka, dengan memejamkan mata kuat-kuat sambil menegangkan otot-otot mata, tahan selama 5 detik, dan lemaskan kembali …rasakan otot-otot mata lebih rileks dan mengendur.
- Kerutkan dahi selama 5 detik, kemudian kendurkan kembali dan rileks…
- Tekan rahang atas dan rahang bawah kuat-kuat dengan bibir terkatup, tegangkan.. tahan selama 5 detik, kemudian lemaskan….rileks
- Selanjutnya secara bersama-sama pejamkan mata, kerutkan dahi dan tekan rahang atas dan bawah, tahan selama 5 detik dan lemaskan perlahan-lahan, akan terasa semua otot-otot di area muka mengendur, menjadi rileks dan semakin rileks..
- Anda akan merasakan otot-otot semakin melemas dan mengendur dari ketegangan, sirkulasi darah menjadi lancar dan oksigen akan cukup ke otak, sehingga membuat pikiran Anda menjadi tenang, dapat berpikir jernih dan positif.
- Relaksasi menghasilkan pengaruh menenangkan yang sangat nyata, apalagi jika disertai dengan alunan musik instrumental yang harmoni.

icon-whatsapp-ykpi