Bahasa |

Sudah Menopouse, Masihkah Wajib Rutin SADARI?


Sudah Menopouse, Masihkah Wajib Rutin SADARI?

Senin, 17/10/2022

Jakarta, YKPI - Periksa Payudara Sendiri (Sadari) merupakan salah satu cara skrining kanker payudara secara praktis dan murah. Kegiatan yang wajib dilakukan setiap bulan ini berguna untuk mengetahui kanker payudara pada stadium awal.

Lalu, apakah SADARI juga tetap wajib dilakukan oleh perempuan yang sudah tidak mengalami menstruasi (menopouse)?

Pengurus Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Bidang Sadari dan Pengelola Rumah Singgah, Nani Firmansyah menjelaskan, SADARI tetap harus dilakukan oleh semua usia. Sebab, kanker payudara muncul tanpa mengenal batas usia.

Hal itu disampaikan dalam kegiatan Bincang Online Inspiratif (BIONS) bertajuk 'SADARI dan Rumah Singgah YKPI' pada Minggu (16/10) malam, yang dipandu oleh Founder BIONS Series, Dr. Alina.

"Justru usia setelah menstruasi banyak. Di Rumah Singgah YKPI, rentang usia yang datang 45 sampai 55 tahun. Mereka datang dengan keluhan kanker payudara," terang Nani.

"Bahkan, banyak juga yang terdeteksi kanker payudara pada usia 60-70 tahun," imbuh Nani.

Pentingnya SADARI yang bisa dilakukan sendiri di rumah, lanjut Nani, bertujuan mengetahui kanker payudara pada stadium awal. Sebab, jika sudah sudah memasuki stadium lanjut, peluang kesembuhan semakin kecil. Harga pengobatan juga kian mahal.

Di Rumah Singgah YKPI, Nani sering menjumpai pasien kanker payudara yang datang dengan stadium lanjut. Mereka beralasan tidak mendapatkan informasi yang cukup tentang kanker payudara.

"Pasien dari daerah datang ke Rumah Singgah YKPI 70 persennya sudah stadium lanjut. Mereka yang dari daerah bilang kurang paham (dengan kanker payudara), karena informasi di daerah kan sulit," tambah Nani.

Nani memberikan langkah-langkah praktis untuk melakukan SADARI dengan 3D, yaitu dilihat, diraba, dan dipencet. Dilihat artinya, berdiri di depan cermin dengan mengangkat tangan tinggi-tinggi, kemudian mengamati kondisi payudara.

"Coba dilihat di cermin, apakah ada luka atau apakah ada kemerahan pada payudara," kata Nani.

Kemudian diraba. Langkah kedua ini dilakukan dengan cara meraba payudara menggunakan tiga jari searah jarum jam, mulai dari pinggir payudara hingga ke puting untuk menemukan benjolan. Setelah payudara, perabaan juga dilakukan di area ketiak.

"Lalu, dipencet. Pencet di bagian areola atau lingkaran gelap di sekitar puting. Jika puting mengeluarkan cairan padahal tidak sedang dalam masa menyusui, maka ini harus jadi perhatian," lanjut Nani.

Apabila ada keganjilan pada payudara, baik berupa benjolan maupun warna kemerahan, Nani menyarankan supaya segera dikonsultasikan ke dokter. Sebab, umumnya benjolan pada kanker payudara tidak terasa sakit.

"Kalau sudah sakit, stadiumnya sudah bukan awal lagi. Kalau stadium awal, sekecil apapun, walau sebesar kedelai, harus buru-buru ke dokter. Dokter akan memberikan obat, mungkin cuma kista atau tidak perlu operasi," tutup Nani.

icon-whatsapp-ykpi